Saatnya Bantuan Pendidikan Tidak Hanya Fisik, Namun Mutu Belajar Harus Jadi Prioritas

0
IMG-20251122-WA0027
Bagikan ke :

NEWSBIN86.COM Sukabumi – Oleh: Ujang Suherman, S. Pd. – Ketua Persatuan Orang Tua Peserta Didik Seluruh Sukabumi (POPDIKSI). Newsbin, pada Rabu, 03/November 2025.

Setiap tahun Anggaran Pendidikan di daerah selalu didominasi Proyek Fisik: Ruang Kelas Baru (RKB), Renovasi Bangunan, Pagar Sekolah, Lapangan, atau Pengecatan. Infrastruktur memang Penting, namun kita harus berani bertanya, “Apakah Bangunan megah Otomatis menghasilkan Proses Belajar yang berkualitas..???”.

Fakta di Lapangan menunjukkan sebaliknya, banyak Sekolah tampak Indah dari luar, tetapi di dalamnya Perpustakaan Kosong, Laboratorium tidak berjalan, Media Pembelajaran Minim, Kegiatan Literasi terhenti, dan Siswa Belajar tanpa Alat Peraga yang memadai. Anak datang ke Sekolah, tetapi Pengalaman Belajarnya tidak tumbuh.

Muncul Sindiran di masyarakat, bahwa Sekolah – Seolah lebih mementingkan Ketenangan Birokrasi dibanding Kecerdasan Anak. Ketika Orang Tua mempertanyakan Kurangnya Sumber Belajar, dianggap Terlalu Kritis. Ketika Guru berupaya Berinovasi, tidak jarang terhambat Regulasi Internal. Ketika Siswa banyak bertanya, justru dianggap Mengganggu Ketertiban. Jika mentalitas ini dibiarkan, Pendidikan hanya akan Melahirkan Generasi yang Patuh secara Administratif, Namun Rapuh Dalam Karakter, Kreativitas, dan Daya Pikir Kritis.

Tidak dapat dipungkiri, masih ada Oknum Kepala Sekolah, Komite Sekolah, dan Pemangku Kebijakan Struktural di Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi maupun Kota Sukabumi yang lebih memilih Zona Nyaman Daripada Perubahan Pendidikan. Selama Kepentingan Pribadi, dan Kenyamanan Jabatan terpenuhi, Program dianggap selesai, meski Siswa belum merasakan manfaat Pembelajaran yang sesungguhnya. Di titik ini, Pendidikan terjebak pada Rutinitas, bukan Transformasi.

Agar tidak terjadi salah Tafsir, perlu ditegaskan, tidak seorang pun Menolak Bangunan Sekolah Yang Layak. Infrastruktur adalah Syarat Dasar Kegiatan Belajar. Namun Bangunan bukan tujuan akhir, ia hanya Wadah. Wadah tanpa isi menjadi tidak Bermakna. Yang menjadi Persoalan adalah ketika Bantuan Pendidikan berhenti pada Pembangunan fisik, sementara isi Pembelajaran Terlupakan. Saat ada Pendapat, “Kalau Gedung tidak baik mau ditaruh di mana fasilitas..???”.

Jawabannya jelas, “Bangunan diperlukan, tetapi tidak boleh Mengalahkan Kebutuhan Inti Pendidikan, yaitu Kualitas Pembelajaran. Sekolah Yang Kuat Adalah Sekolah yang seimbang, Bangunan Layak, Fasilitas Lengkap, Guru Terlatih, Budaya Literasi Hidup, dan Siswa Aktif Belajar.

Arah Kebijakan sebenarnya dapat lebih Efektif tanpa membebani Daerah, jika dilakukan melalui Pembagian Fokus yang tepat:

  • Pemerintah Pusat Menangani Pembangunan Fisik Besar;
  • Pemerintah Provinsi Memperkuat Fasilitas Penunjang, dan Peningkatan Kompetensi Pendidik;
  • Pemerintah Kabupaten/Kota Fokus Menyediakan Media Pembelajaran Langsung Untuk Siswa Buku, Alat Peraga, Modul Karakter, Media Digital serta Penguatan Literasi, dan Numerasi.

Dengan Kebijakan Semacam ini, Dinas Pendidikan dapat benar – benar Fokus pada Inti Pendidikan, bukan hanya pada Beton, dan Cat. Kepala Sekolah, dan Komite pun Terdorong untuk Mengelola Sekolah sebagai Ruang Belajar, Bukan Sekadar Bangunan.

Keberhasilan Pendidikan Bukan Diukur Dari Megahnya Bangunan, Melainkan Dari Perubahan Positif yang terjadi Pada Peserta Didik. Ketika Anggaran Pendidikan lebih banyak Menyentuh Inti Pembelajaran, Maka Investasi Negara benar – benar kembali kepada Kualitas Anak Bangsa, bukan hanya kepada Kualitas Dinding Sekolah.

Red Newsbin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *